Jumat, 14 Juni 2013

Ijen si Kawah Biru

Taman Wisata Ijen ini terletak di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur atau bisa juga diakses melalui kota Bondowoso. Kawah ini sudah termasyhur di Indonesia bahkan mancanegara jadi jangan kaget jika banyak bule-bule yang jauh-jauh datang dari negara nya untuk menikmati goresan lukisan nyata di kawah ini bahkan mungkin lebih banyak turis mancanegara yang datang ke tempat ini dibandingkan turis lokal itu sendiri jadi serasa kayak bukan di Indonesia gitu dehh hoho.

Kawah dari puncak


Untuk penginapannya sendiri ada tersedia banyak penginapan di daerah sekitar Ijen yang cukup memadai dan nyaman yang bisa ditanyakan info nya di penduduk sekitar, atau yang punya tenda bisa dibawa dan tidur ditenda kan lumayan tuh ngirit ga usah keluarin duit untuk penginapan hehe. Untuk warung makanan juga banyak tersedia yang buka sampai tengah malam.



Paltuding

 Oke lanjut cerita, hujan-hujan sampai juga kita di Paltuding, kita hujan-hujanan menuju Paltuding menggunakan ojek yang tukang ojeknya gaul banget bernama Pak Anto gara-gara kami kesiangan dan ga bisa numpang truk belerang atau mobil pickup sayur dan selama perjalanan Pak Anto ini sekalian jadi guide untuk saya karena beliau menceritakan tentang Kawah Ijen maupun kehidupan dari penduduk-penduduk sekitar sini eh sekalian beliau juga curhat tentang kehidupannya sebagai tukang ojek, diskusi-diskusi ringan, eh ujung-ujungnya beliau juga curhat tapi okelah Pak Anto you rock!!

Sesampainya di Paltuding kami yang kehujanan+kelaperan ini *kasian deh lo wan* langsung menyerbu warungnya Pak In sambil menghangatkan badan di depan tungku sembari ngobrol-ngobrol dengan Pak In yang dimana kedatangan kami disambut sangat hangat oleh beliau *iyalah hangat di depan tungku brooo* dan lagi-lagi setelah mulai cukup akrab, beliau dengan enaknya mulai doyan bully gw *garuk-garuk tembok*. Inilah enaknya kita selama bepergian, ga hanya mendapatkan hiburan karena melihat pemandangan-pemandangan yang indah tetapi kita juga bisa berbaur dengan warga sekitar, jadinya kita punya relasi yang besar dan punya keluarga di setiap tempat yang pernah kita kunjungi. FYI Pak In ini dikenal semacam kuncennya Ijen jadi kurang lebih seperti Mbah Marijan gitu kata penduduk sekitar.




Warung Bu In
Singkat cerita, setelah makan siang kami bergegas membangun tenda untuk beristirahat untuk menyimpan tenaga untuk pendakian tengah malam ke Kawah Ijen, tapi niat itu tertunda akibat ada tamu, Bang Hadi namanya, yang profesinya adalah guide di kawah ijen tersebut untuk mampir sekedar ngobrol-ngobrol ringan dan berkenalan dan bercerita tentang pengalamannya berkeliling Indonesia dan pengalamannya selama di dunia pergunungan *cailah* dan akhirnya kami baru bener-bener istirahat pukul 22.00 WIB untuk mempersiapkan tenaga untuk pendakian besok yang jaraknya 3 km dari tempat kami nge-camp atau dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam untuk sampai ke Kawah .

Tibalah pukul 02.00 WIB kami harus berangkat dengan udara dingin menusuk kulit serasa pisau-pisau tajam yang menerobos kulit kami untuk sekeder mengejar api biru yang dikeluarkan kawah pada pukul 00.00-04.00 sekalian mengejar sunrise di puncak Ijen. Lalu kami melanjutkan perjalanan dengan bekal secukupnya untuk ke Kawah dan bagi itu kami cuma bertemu 2 rombongan pendaki saja sambil berpikir apa gw terlalu bersemangat dan kepagian ya hahahaha. Selanjutnya kami melakukan pendakian sepanjang 3 km dan alhamdulillah sempet melihat lagi keajaiban yang diciptakan Tuhan yaitu api biru yang joget-joget seenaknya di atas kawah *temennya anisa bahar kali ya doi*.

Tapi momen itu hanya bisa gw nikmati selama kurang dari 5 menit saja karena asap dari kawah belerang yang kuran bersahabat pada pagi itu. Disaat para turis datang mendekat untuk melihat pertunjukan api biru tersebut, asap belerang yang mengepul menghampiri kami tanpa ampun, berwarna putih tebal dan bau yang membuat dada kami sesak dan mata kunang-kunang padahal saya udah memakai set masker dengan lengkap plus slayer yang dibasahi dengan air untuk mengurangi efek belerang yang ada. Untuk mendaki menjauh dari kawah pun kami susah dikarenakan asap belerang yg menususk hidung, trek berbatu yang tertutup asap belerang, serta mata kunang-kunang terkena efek asap belerang *lengkap sudah* dan gw hanya bisa bertahan di tempat sambil berdoa semoga turis yang berada di dekat kawah akan baik-baik semua dan alhamdulillah pada akhirnya pada keadaan baik-baik semua. Tapi ada satu tragedi yang mengagetkan saya, salah satu turis dari Jakarta tergelincir dikarenakan panik dan berlari tanpa melihat trek dan hampir saja terjatuh ke jurang yang lumayan dalam dan pas dia tersangkut di pinggir jurang, alhamdulillah gw melintas dan gw dengan cepatnya langsung menyambar tangan orang itu *alhamdulillah*. Dan untuk turun ke kawah ini memang tidak direkomendasikan dan sebenarnya ada larangan untuk turun ke kawah ini. Kalo ada yang mau tetep turun dan benar-benar ingin menyaksikan tayangan langsung si jago biru ya ga apa-apa tapi resiko ditanggung sendiri *nah loh*. Dan memang sudah ada papan yang bertuliskan " Stop!!! Dangerous Area" untuk memperingati para pengunjung untuk tidak terlalu dekat dengan kawah.

Set Fire to the Crater *apa deh

Setelah mengetahui keadaan yang kurang mendukung, kami memutuskan untuk kembali ke puncak dan menunggu sunrise sembari menikmati minuman yang kami bawa, dan biskuit untuk cemilan sembari menikmati goresan karya Tuhan yang sangat luar biasa indah nan sedap sekali dipandang *halah*. Juga termasuk cuci mata liat bule-bule cewe nya yang aduhai bro bikin betah disana mana cantik-cantik pula ahahaha. Setelah itu selama perjalanan kami bertemu juga dengan para penambang belerang yang pekerjaannya tiap hari membawa belerang naik turun gunung dengan berjalan kaki yang bebannya minima 80 kg bro, ga kebayang mereka memperjuangkan hidup mereka dengan memikul beban sebanyak itu naik turun gunung tiap hari dan mereka turun ke kawah ga pake set masker lengkap, cuma kain basah aja *pingsan. Oh ya FYI gw juga nyoba ngangkat tuh keranjang belerang, keangkat sih tapi ga bisa lama haha. Pokoknya YOU ROCK! lah untuk bapak-bapak para penambang yang rela mengangkut beban segitu beratnya untuk menafkahi anak dan istri dirumah, Insya Allah berkah Amin dan gw juga sempet numpang narsis sama Pak Agus si penambang belerang yang kece abis bos diajak foto malah ikut-ikutan pose juga ahahaha.

Don't try this at home!


Trek nya
Selanjutnya pukul 08.00 kami turun dari puncak setelah puas foto-foto narsis dan sampai kembali di Paltuding pukul 08.45. FYI lagi sebelum naik ke kawah gw sempet ngobrol-ngobrol dengan salah satu warga sekitar yang bernama Mas Koni dan dia bercerita dulu pernah ada peneliti dari luar yang khusus datang untuk meneliti semburan gas di Kawah Ijen dan ternyata di temukan lubang pancuran gas di bawah kawah ini sedalam 100 m, wow dahsyat. Dan juga Kawah ini adalah kawah terasam di dunia dengan PH 0.5 (yang anak IPA pasti bisa ngebayangin kalo ujung jari masuk ke dalam kawah bakalan jadi apa :D ) dan kawah asam semacam ini cuma ada 2 di dunia yaitu di Swiss dan di negara tercinta kita ini broooo dan di negara kita ini lebih besar ukurannya daripada yang di Swiss. Ini Indonesia men!kalo kata temen gw sih gitu *apa dah*
Anak kawah

Narsis dikit lah broooo


Ini pikulan mereka *elus dada




Minggu, 09 Juni 2013

Afrika Pulau Jawa

Ya Afrika versi Pulau Jawa atau lebih populer disebut Africa Van Java karena di tempat ini didominasi pemandangan savana nya yang indah jadinya kita serasa seperti berada di Africa,wow banget kan??Setelah perjalanan sekitar 15 jam saya tiba di sebuah surga yang terletak di timur pulau jawa, Situbondo, Jawa Timur. Perjalanan darat selama 15 jam cukup menguras tenaga dan lumayan cukup membosankan mengingat harus terus-menerus gonta-ganti bis untuk sampai di Taman Nasional Baluran yah maklumlah budget terbatas dan harus mengakali duit yang seadanya untuk hiburan yang sepuas-puasnya hehe

Luas Taman Nasional Baluran ini sekitar 25.000 Ha yang cukup untuk membikin dengkul dan betis kita meledak kalo mau mengeksplorasi Taman Nasional Baluran ini secara keseluruhan tapi yah ga mungkin lah kita eksplor semua sudut dari Taman Nasional Baluran ini,ada beberapa spot-spot menarik yang recommended untuk kita kunjungi atau sekeder numpang bikin foto yang ciamik di spot-spot ini :D

Taman Nasional Baluran mempunyai ciri khas yang cukup unik dari berbagai macam Taman Nasional yang ada di seluruh Indonesia yaitu padang savana nya yang menarik dan mendominasi Taman Nasional ini pada umumnya. Spot padang savana yang terkenal di Taman Nasional Baluran adalah savana Bekol yang di savana ini banyak berkeliaran burung-burung yang cantik berkeliaran di savana ini untuk sekedar mencari makan maupun bercengkrama dengan kawan-kawan sesama jenisnya dengan belatarkan gunung baluran yang termasuk kawasan inti di Taman Nasional Baluran yang orang biasa tidak boleh memasuki kawasan ini, hanya untuk penjaga hutan ataupun yang memiliki izin khusus seperti untuk keperluan penelitian. Savana Bekol ini merupakan surga bagi pecinta alam, wild photographer, maupun landscape photographer dan juga untuk pecinta safari malam yang ingin melihat kehidupan para satwa-satwa liar di tempat ini. Dan juga Taman Nasional Baluran mempunyai spot 2 yang disebut Pantai Bama yang cukup di rekomendasikan untuk leyeh-leyeh disini dan juga terdapat penginapan disini.



Pos Perizinan Taman Nasional Baluran

Nah kalo untuk perizinan wisatawan lokal cukup mengeluarkan uang Rp 2.500 dan untuk mancanegara dikenakan biaya tiket lebih mahal yaitu Rp 20.000. Sedangkan untuk penginapan cukup bervariasi mulai dari Rp 35.000 - Rp 300.000 yang tentunya kami mengambil penginapan yang murah yaitu Rp 35.000 per orang mengingat kami harus melakukan perjalanan dengan cara low budget tp penginapan untuk seharga itu cukup nyaman kok untuk dijadikan tempat bermalam mengingat di tempat ini dilarang untuk mendirikan tenda dan kami harus menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Taman Nasional Baluran ini padahal awalnya kita sudah prepare bawa tenda biar lebih enak untuk nikmati safari malam sambil nonton hewan-hewan mondar-mandir di depan kita. Tapi untuk menikmati safari malam harus benar-benar dalam keadaan tidak ada cahaya soalnya hewan-hewan di sini bakalan takut untuk beraktifitas kalo ngeliat adanya cahaya yang ke arah mereka,seru banget kan?

Untuk menuju ke Savana Bekol (Spot 1) yang merupakan spot sejuta umat para pengunjung yang ke tempat ini kita harus melalui hutan sejauh 12km yang bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi ataupun ojek, Tidak terlalu disarankan menggunakan kaki karena cukup jauh,12 km booo hehe. Untuk sewa motor dikenakan biaya Rp 30.000 per orang sekali jalan, kalo mau hemat lebih baik sewa motor dengan biaya Rp 100.000 per sepeda motor sudah termasuk bensin sepuasnya untuk seharian penuh mengeksplor Taman Nasional Baluran ini,asik kan?


Jalan ke Bekol

Penginapan

Sepeda sewaan :D

Penginapan juga
Untuk Spot 2 (Pantai Bama) berjarak 3km dari savana bekol ini. Di pantai ini juga terdapat penginapan yang tersedia untuk para traveler jika ingin leyeh-leyeh di Pantai ini dan juga bisa snorkeling atau naik glass boat bagi yang menginginkan. Biaya untuk menyewa alat snorkeling adalah Rp 30.000 untuk 1 orang, Rp 350.000 untuk glass boat yang saya kira harga sekian cukup masuk awal untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Oh ya mengingat keperluan penginapan di Taman Nasional Baluran tidak dibuat untuk komersil secara luas, jadinya penginapan di Taman Nasional Baluran sangat sedikit jadinya harus membooking jauh-jauh hari takutnya sudah penuh terbooking tapi untungnya saya dadakan ke tempat ini dan pas banget dapet 1 kamar kosong (Tuhan memang selalu bersama para petualang -quote bijak dari saya pada saat itu hehehe)








j


ini Bama nya


Ya itulah deh kira-kira yang bisa saya share untuk para pecinta kelayapan dan semoga tulisan diatas bisa membantu para pecinta kelayapan untuk lebih mengeksplorasi kekayaan negeri kita yang indah ini, dan biar kita lebih cinta sama negeri kita yang indah ini. Cheers