Selasa, 20 Agustus 2013

Jeram Lembut Sungai Elo

Berani mencoba tantangan baru?ya cobalah untuk mengarungi jeram Sungai Elo ini. Perjalanan yang direncanakan kadang-kadang sulit terlaksana atau malah molor-molor. Sebenarnya rencana nyoba untuk I di Sungai Elo, Magelang, Jawa Tengah ini cuma iseng-iseng wacana saya sama teman saya sembari melihat acara di layar televisi kosan saya. Langsung teman saya dengan spontan menjawab "ayok!". Setelah mendengar jawaban dari teman saya yang secara spontan dan meyakinkan itu segera saya mengambil HP dan mengirim pesan singkat ke teman-teman dekat saya untuk merealisasikan rencana mendadak saya itu. Setelah menunggu balasan pesan singkat dari teman-teman saya, mereka pun menunjukkan rencana positif untuk hari minggu nanti kita nyoba nyemplung di Sungai Elo. Hehehe rencana dadakan emang kadang-kadang malah lebih mudah direalisasikan daripada direncanakan dari jauh- jauh hari :D

Saya hubungi operator rafting untuk booking jasa mereka pada hari minggu pukul 09.00 WIB takutnya malah nanti kepenuhan sama rombongan lain trus jadinya kita ga bisa rafting trus malah jadi gagal deh rencana dadakan kita hehee. Tapi rencana ya cuma rencana namanya juga dah budaya "jam karet" ya molor deh yang rencana sebelumnya tiba di meeting point pukul 09.00 WIB jadinya malah pukul 12.00 WIB gara-gara malamnya kita pada begadang jadinya agak susah bangun pagi gitu deh padahal pada motoran dari Solo-Magelang :D .
Untuk rafting di Sungai Elo ini termasuk dalam kategori 2 atau kategori sedang apalagi sewaktu musim kemarau dengan debit air yang tidak terlalu deras. Menurut info yang saya dapat kalo mau nyoba dengan arus lbh agak deras bisa mengarungi sungai ini pada waktu musim hujan dimana debit air biasanya lebih deras. Singkat cerita setelah sampai di spot yang ditentukan untuk memulai mengarungi jeram ini, kita harus memakai peralatan lengkap seperti helm pengaman, dayung, maupun. Yeaahhhh petualangan dimulai.dan saatnya narsis dulu sebelum pengarungan dimulai!


Lama nya pengarungan di sungai ini kurang lebih selama 2 jam. Dimana selama pengarungan ini kita akan disambut oleh riak air yang cukup membuat jantung berdebar dobel pedal *halah*. Selama pengarungan ini kita juga disajikan pemandangan yang cukup membuat kita berdecak kagum dengan kecantikan alam sekitar selama pengarungan. Tidak lupa banyak geombolan monyet-monyet kecil yang menyambut kedatangan kita di pinggir sungai sembari mereka mencari makan. Bahkan mungkin lebih dari dua kali diantara kami yang harus tercembur secara tidak sengaja ke dalam riak sungai ini gara-gara perahu karet yang kami tumpangi yang terpaksa membuat kami yaa harus basah tercembur di riak Sungai Elo ini hehehe :p


Kurang lebih selama 1 jam mengarungi jeram ini, kita berhenti sejenak di pertengahan sungai ini untuk sekedar mengistirahatkan badan kami ataupun sekedar untuk narsi kembali dengan peralatan tempur kami hehe. Secara rombongan yang berada di sungai ini sepi pengunjung sewaktu kunjungan kami jadinya kami bisa mengeksplorasi spot untuk menunjang kenarsisan kami lebih leluasa hahaha.

 
Kemudian setelah beristirahat, perjalanan kami lanjutkan kembali untuk menuju tempat terakhir dalam pengarungan kali ini. FYI di tempat ini juga terdapat sungai lain yang bisa kita arungi seperti Progo Atas dan Progo Bawah tetapi penulis pada hari itu hanya mengarungi Sungai Elo mengingat waktu sudah sore hari untuk mempersiapkan pulang ke rumah masing-masing :)


Jumat, 14 Juni 2013

Ijen si Kawah Biru

Taman Wisata Ijen ini terletak di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur atau bisa juga diakses melalui kota Bondowoso. Kawah ini sudah termasyhur di Indonesia bahkan mancanegara jadi jangan kaget jika banyak bule-bule yang jauh-jauh datang dari negara nya untuk menikmati goresan lukisan nyata di kawah ini bahkan mungkin lebih banyak turis mancanegara yang datang ke tempat ini dibandingkan turis lokal itu sendiri jadi serasa kayak bukan di Indonesia gitu dehh hoho.

Kawah dari puncak


Untuk penginapannya sendiri ada tersedia banyak penginapan di daerah sekitar Ijen yang cukup memadai dan nyaman yang bisa ditanyakan info nya di penduduk sekitar, atau yang punya tenda bisa dibawa dan tidur ditenda kan lumayan tuh ngirit ga usah keluarin duit untuk penginapan hehe. Untuk warung makanan juga banyak tersedia yang buka sampai tengah malam.



Paltuding

 Oke lanjut cerita, hujan-hujan sampai juga kita di Paltuding, kita hujan-hujanan menuju Paltuding menggunakan ojek yang tukang ojeknya gaul banget bernama Pak Anto gara-gara kami kesiangan dan ga bisa numpang truk belerang atau mobil pickup sayur dan selama perjalanan Pak Anto ini sekalian jadi guide untuk saya karena beliau menceritakan tentang Kawah Ijen maupun kehidupan dari penduduk-penduduk sekitar sini eh sekalian beliau juga curhat tentang kehidupannya sebagai tukang ojek, diskusi-diskusi ringan, eh ujung-ujungnya beliau juga curhat tapi okelah Pak Anto you rock!!

Sesampainya di Paltuding kami yang kehujanan+kelaperan ini *kasian deh lo wan* langsung menyerbu warungnya Pak In sambil menghangatkan badan di depan tungku sembari ngobrol-ngobrol dengan Pak In yang dimana kedatangan kami disambut sangat hangat oleh beliau *iyalah hangat di depan tungku brooo* dan lagi-lagi setelah mulai cukup akrab, beliau dengan enaknya mulai doyan bully gw *garuk-garuk tembok*. Inilah enaknya kita selama bepergian, ga hanya mendapatkan hiburan karena melihat pemandangan-pemandangan yang indah tetapi kita juga bisa berbaur dengan warga sekitar, jadinya kita punya relasi yang besar dan punya keluarga di setiap tempat yang pernah kita kunjungi. FYI Pak In ini dikenal semacam kuncennya Ijen jadi kurang lebih seperti Mbah Marijan gitu kata penduduk sekitar.




Warung Bu In
Singkat cerita, setelah makan siang kami bergegas membangun tenda untuk beristirahat untuk menyimpan tenaga untuk pendakian tengah malam ke Kawah Ijen, tapi niat itu tertunda akibat ada tamu, Bang Hadi namanya, yang profesinya adalah guide di kawah ijen tersebut untuk mampir sekedar ngobrol-ngobrol ringan dan berkenalan dan bercerita tentang pengalamannya berkeliling Indonesia dan pengalamannya selama di dunia pergunungan *cailah* dan akhirnya kami baru bener-bener istirahat pukul 22.00 WIB untuk mempersiapkan tenaga untuk pendakian besok yang jaraknya 3 km dari tempat kami nge-camp atau dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam untuk sampai ke Kawah .

Tibalah pukul 02.00 WIB kami harus berangkat dengan udara dingin menusuk kulit serasa pisau-pisau tajam yang menerobos kulit kami untuk sekeder mengejar api biru yang dikeluarkan kawah pada pukul 00.00-04.00 sekalian mengejar sunrise di puncak Ijen. Lalu kami melanjutkan perjalanan dengan bekal secukupnya untuk ke Kawah dan bagi itu kami cuma bertemu 2 rombongan pendaki saja sambil berpikir apa gw terlalu bersemangat dan kepagian ya hahahaha. Selanjutnya kami melakukan pendakian sepanjang 3 km dan alhamdulillah sempet melihat lagi keajaiban yang diciptakan Tuhan yaitu api biru yang joget-joget seenaknya di atas kawah *temennya anisa bahar kali ya doi*.

Tapi momen itu hanya bisa gw nikmati selama kurang dari 5 menit saja karena asap dari kawah belerang yang kuran bersahabat pada pagi itu. Disaat para turis datang mendekat untuk melihat pertunjukan api biru tersebut, asap belerang yang mengepul menghampiri kami tanpa ampun, berwarna putih tebal dan bau yang membuat dada kami sesak dan mata kunang-kunang padahal saya udah memakai set masker dengan lengkap plus slayer yang dibasahi dengan air untuk mengurangi efek belerang yang ada. Untuk mendaki menjauh dari kawah pun kami susah dikarenakan asap belerang yg menususk hidung, trek berbatu yang tertutup asap belerang, serta mata kunang-kunang terkena efek asap belerang *lengkap sudah* dan gw hanya bisa bertahan di tempat sambil berdoa semoga turis yang berada di dekat kawah akan baik-baik semua dan alhamdulillah pada akhirnya pada keadaan baik-baik semua. Tapi ada satu tragedi yang mengagetkan saya, salah satu turis dari Jakarta tergelincir dikarenakan panik dan berlari tanpa melihat trek dan hampir saja terjatuh ke jurang yang lumayan dalam dan pas dia tersangkut di pinggir jurang, alhamdulillah gw melintas dan gw dengan cepatnya langsung menyambar tangan orang itu *alhamdulillah*. Dan untuk turun ke kawah ini memang tidak direkomendasikan dan sebenarnya ada larangan untuk turun ke kawah ini. Kalo ada yang mau tetep turun dan benar-benar ingin menyaksikan tayangan langsung si jago biru ya ga apa-apa tapi resiko ditanggung sendiri *nah loh*. Dan memang sudah ada papan yang bertuliskan " Stop!!! Dangerous Area" untuk memperingati para pengunjung untuk tidak terlalu dekat dengan kawah.

Set Fire to the Crater *apa deh

Setelah mengetahui keadaan yang kurang mendukung, kami memutuskan untuk kembali ke puncak dan menunggu sunrise sembari menikmati minuman yang kami bawa, dan biskuit untuk cemilan sembari menikmati goresan karya Tuhan yang sangat luar biasa indah nan sedap sekali dipandang *halah*. Juga termasuk cuci mata liat bule-bule cewe nya yang aduhai bro bikin betah disana mana cantik-cantik pula ahahaha. Setelah itu selama perjalanan kami bertemu juga dengan para penambang belerang yang pekerjaannya tiap hari membawa belerang naik turun gunung dengan berjalan kaki yang bebannya minima 80 kg bro, ga kebayang mereka memperjuangkan hidup mereka dengan memikul beban sebanyak itu naik turun gunung tiap hari dan mereka turun ke kawah ga pake set masker lengkap, cuma kain basah aja *pingsan. Oh ya FYI gw juga nyoba ngangkat tuh keranjang belerang, keangkat sih tapi ga bisa lama haha. Pokoknya YOU ROCK! lah untuk bapak-bapak para penambang yang rela mengangkut beban segitu beratnya untuk menafkahi anak dan istri dirumah, Insya Allah berkah Amin dan gw juga sempet numpang narsis sama Pak Agus si penambang belerang yang kece abis bos diajak foto malah ikut-ikutan pose juga ahahaha.

Don't try this at home!


Trek nya
Selanjutnya pukul 08.00 kami turun dari puncak setelah puas foto-foto narsis dan sampai kembali di Paltuding pukul 08.45. FYI lagi sebelum naik ke kawah gw sempet ngobrol-ngobrol dengan salah satu warga sekitar yang bernama Mas Koni dan dia bercerita dulu pernah ada peneliti dari luar yang khusus datang untuk meneliti semburan gas di Kawah Ijen dan ternyata di temukan lubang pancuran gas di bawah kawah ini sedalam 100 m, wow dahsyat. Dan juga Kawah ini adalah kawah terasam di dunia dengan PH 0.5 (yang anak IPA pasti bisa ngebayangin kalo ujung jari masuk ke dalam kawah bakalan jadi apa :D ) dan kawah asam semacam ini cuma ada 2 di dunia yaitu di Swiss dan di negara tercinta kita ini broooo dan di negara kita ini lebih besar ukurannya daripada yang di Swiss. Ini Indonesia men!kalo kata temen gw sih gitu *apa dah*
Anak kawah

Narsis dikit lah broooo


Ini pikulan mereka *elus dada




Minggu, 09 Juni 2013

Afrika Pulau Jawa

Ya Afrika versi Pulau Jawa atau lebih populer disebut Africa Van Java karena di tempat ini didominasi pemandangan savana nya yang indah jadinya kita serasa seperti berada di Africa,wow banget kan??Setelah perjalanan sekitar 15 jam saya tiba di sebuah surga yang terletak di timur pulau jawa, Situbondo, Jawa Timur. Perjalanan darat selama 15 jam cukup menguras tenaga dan lumayan cukup membosankan mengingat harus terus-menerus gonta-ganti bis untuk sampai di Taman Nasional Baluran yah maklumlah budget terbatas dan harus mengakali duit yang seadanya untuk hiburan yang sepuas-puasnya hehe

Luas Taman Nasional Baluran ini sekitar 25.000 Ha yang cukup untuk membikin dengkul dan betis kita meledak kalo mau mengeksplorasi Taman Nasional Baluran ini secara keseluruhan tapi yah ga mungkin lah kita eksplor semua sudut dari Taman Nasional Baluran ini,ada beberapa spot-spot menarik yang recommended untuk kita kunjungi atau sekeder numpang bikin foto yang ciamik di spot-spot ini :D

Taman Nasional Baluran mempunyai ciri khas yang cukup unik dari berbagai macam Taman Nasional yang ada di seluruh Indonesia yaitu padang savana nya yang menarik dan mendominasi Taman Nasional ini pada umumnya. Spot padang savana yang terkenal di Taman Nasional Baluran adalah savana Bekol yang di savana ini banyak berkeliaran burung-burung yang cantik berkeliaran di savana ini untuk sekedar mencari makan maupun bercengkrama dengan kawan-kawan sesama jenisnya dengan belatarkan gunung baluran yang termasuk kawasan inti di Taman Nasional Baluran yang orang biasa tidak boleh memasuki kawasan ini, hanya untuk penjaga hutan ataupun yang memiliki izin khusus seperti untuk keperluan penelitian. Savana Bekol ini merupakan surga bagi pecinta alam, wild photographer, maupun landscape photographer dan juga untuk pecinta safari malam yang ingin melihat kehidupan para satwa-satwa liar di tempat ini. Dan juga Taman Nasional Baluran mempunyai spot 2 yang disebut Pantai Bama yang cukup di rekomendasikan untuk leyeh-leyeh disini dan juga terdapat penginapan disini.



Pos Perizinan Taman Nasional Baluran

Nah kalo untuk perizinan wisatawan lokal cukup mengeluarkan uang Rp 2.500 dan untuk mancanegara dikenakan biaya tiket lebih mahal yaitu Rp 20.000. Sedangkan untuk penginapan cukup bervariasi mulai dari Rp 35.000 - Rp 300.000 yang tentunya kami mengambil penginapan yang murah yaitu Rp 35.000 per orang mengingat kami harus melakukan perjalanan dengan cara low budget tp penginapan untuk seharga itu cukup nyaman kok untuk dijadikan tempat bermalam mengingat di tempat ini dilarang untuk mendirikan tenda dan kami harus menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Taman Nasional Baluran ini padahal awalnya kita sudah prepare bawa tenda biar lebih enak untuk nikmati safari malam sambil nonton hewan-hewan mondar-mandir di depan kita. Tapi untuk menikmati safari malam harus benar-benar dalam keadaan tidak ada cahaya soalnya hewan-hewan di sini bakalan takut untuk beraktifitas kalo ngeliat adanya cahaya yang ke arah mereka,seru banget kan?

Untuk menuju ke Savana Bekol (Spot 1) yang merupakan spot sejuta umat para pengunjung yang ke tempat ini kita harus melalui hutan sejauh 12km yang bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi ataupun ojek, Tidak terlalu disarankan menggunakan kaki karena cukup jauh,12 km booo hehe. Untuk sewa motor dikenakan biaya Rp 30.000 per orang sekali jalan, kalo mau hemat lebih baik sewa motor dengan biaya Rp 100.000 per sepeda motor sudah termasuk bensin sepuasnya untuk seharian penuh mengeksplor Taman Nasional Baluran ini,asik kan?


Jalan ke Bekol

Penginapan

Sepeda sewaan :D

Penginapan juga
Untuk Spot 2 (Pantai Bama) berjarak 3km dari savana bekol ini. Di pantai ini juga terdapat penginapan yang tersedia untuk para traveler jika ingin leyeh-leyeh di Pantai ini dan juga bisa snorkeling atau naik glass boat bagi yang menginginkan. Biaya untuk menyewa alat snorkeling adalah Rp 30.000 untuk 1 orang, Rp 350.000 untuk glass boat yang saya kira harga sekian cukup masuk awal untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Oh ya mengingat keperluan penginapan di Taman Nasional Baluran tidak dibuat untuk komersil secara luas, jadinya penginapan di Taman Nasional Baluran sangat sedikit jadinya harus membooking jauh-jauh hari takutnya sudah penuh terbooking tapi untungnya saya dadakan ke tempat ini dan pas banget dapet 1 kamar kosong (Tuhan memang selalu bersama para petualang -quote bijak dari saya pada saat itu hehehe)








j


ini Bama nya


Ya itulah deh kira-kira yang bisa saya share untuk para pecinta kelayapan dan semoga tulisan diatas bisa membantu para pecinta kelayapan untuk lebih mengeksplorasi kekayaan negeri kita yang indah ini, dan biar kita lebih cinta sama negeri kita yang indah ini. Cheers

Jumat, 12 April 2013

Bagaimana caranya ke Bromo?

Golden Sunrise

Untuk kali ini saya cuma mau share gimana caranya untuk mencapai Bromo yang terkenal dengan sunrisenya yang indah dan tentunya hal tersebut sudah mendunia.

Transportasi udara :
Ketika sampai di Bandara Juanda apilihlah bus Damri kearah terminal bus Bungurasih Surabaya. Kemudian setelah itu carilah bus jurusan Jember atau Banyuwangi. Katakan kepada Kondektur, bahwa Anda ingin turun di Probolinggo. Ketika sampai di Terminal Probolinggo, lanjut angkutan desa ke jurusan Kecamatan Ngadisari, biayanya sekitar 25 ribu rupiah.
.
Transportasi dengan kereta api :
Anda bisa naik kereta api eksekutif Agro Angrek atau kereta api ekonomi non-AC Gaya Baru sampai Surabaya. Dari Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya, dilanjutkan Kereta Api Mutiara Timur jurusan Surabaya-Banyuwangi yang berangkat pukul 09.00 WIB setiap harinya. Lanjutkan dengan membeli tiket sampai Stasiun Probolinggo. Dari Stasiun Probolinggo bisa naik angkutan kota ke Terminal Bus Probolinggo untuk ganti angkutan desa ke Kecamatan Ngadisari, kota terakhir sebelum ke Gunung Bromo. Apabila ingin naik bus eksekutif langsung ke Probolinggo, ada pilihan beberapa bus eksekutif di Terminal Bus Lebakbulus Jakarta jurusan Jember atau Banyuwangi. Anda cukup beli tiket jurusan Jakarta-Probolinggo saja.

Di Kecamatan Ngadisari banyak pilihan tempat menginap. Bisa di hotel atau rumah-rumah penduduk yang sekamar hanya 100 hingga 200 ribu rupiah saja. Urusan perut tak perlu khawatir. Ada banyak warung-warung makanan yang menjual minuman dan makanan panas untuk mengurangi dinginnya udara Gunung Bromo.

Untuk melihat matahari terbit ke Gunung Bromo lokasinya berada di Penanjakan. Anda perlu menyewa mobil jip hardtop untuk mengantar Anda menyeberangi lautan pasir. Harga sewa sekitar 300 hingga 400 ribu rupiah per mobil.

Untuk sewa mobil ini Anda bisa patungan dengan beberapa wisatawan. Satu mobil cukup untuk tujuh orang. Anda harus sudah memesan mobil jip ini pada malam hari. Pemilik hotel jam 03.00 WIB akan membangunkan Anda untuk berangkat melihat matahari terbit. Supir jip disini sangat mahir menyetir mobilnya di lautan pasir yang gelap.
 


Warung Makan Atap Indonesia



Warung makan adalah suatu tempat dimana kita bisa membeli makanan jadi yang kita inginkan atau hanya sekedar mengisi sedikit kekosongan lambung di perut kita setelah beraktivitas sehari-hari. Tapi bagaimana jika warung ini terletak di ketinggian lebih dari 3000 mdpl? Kita akan menyantap makanan pilihan kita dengan sensasi yang berbeda tentunya, dengan kabut yang tipis, udara yang dingin dan segar, rimbunan pohon-pohon berwarna hijau, maupun kicauan burung-burung yang terbang diatas kepala kita sembari bercanda gurau dengan kerabat kita.

Pintu masuk Mbok Yem
Menu makanan yang dihidangkan tidak sekomplit menu-menu warung makan di kota-kota besar,hanya nasi telor, nasi pecel,  mie rebus maupun mie goreng. Jadi jangan dibayangkan seperti rumah makan di kota-kota besar pada umumnya yang menyuguhkan hidangan-hidangan yang istimewa. Sebenarnya tujuan didirikan warung makan yang berlokasi di salah satu atap Indonesia, Gunung Lawu, yang berlokasi di Jawa Timur ini untuk membantu para pendaki maupun traveler yang kelaparan maupun kedinginan. Warung Makan yang terkenal dengan sebutan “Mbok Yem” ini tidak hanya menyuguhkan hidangan-hidangan untuk para pendaki maupun traveler yang plesiran ke Gunung Lawu melainkan juga menyediakan tempat istirahat maupun tempat bermalam yang menyatu dengan dapur serta warungnya dengan dekorasi yang sangat sederhana, rumah panggung rendah beralaskan tikar dan tentunya tidak dipungut biaya sama sekali. Jadi untuk kita yang tidak membawa tenda sebagai perlengkapan mendaki kita bisa menumpang untuk tidur dan beristirahat di warung ini yang tentunya mempunyai tempat untuk beristirahat yang cukup luas untuk para pendaki maupun traveler.

Nama warung “Mbok Yem” ini sendiri diambil dari nama pemilik warung ini sendiri, yaitu Mbok Yem dan tentunya warung ini sangat legendaris diantara para pendaki maupun para traveler. Yang dimana Mbok Yem ini tinggal sudah lama tinggal di Gunung ini dibantu oleh anaknya beliau sendiri yang memasok bahan-bahan makanan dan keperluan lain warung ini. Serta warung ini juga membantu member informasi tentang keadaan di Gunung Lawu jika terjadi hujan badai, maupun kebakaran hutan kepada penjaga hutan.

Beranikah anda untuk mencoba sensasi menyantap makan siang maupun malam anda di salah satu warung di atap Indonesia ini dengan ditemani kicauan burung serta kabut tipis?

Kolam Puncak Abadi Para Dewa



View dari atas

 
Hati-hati jangan tertipu dulu sama judulnya. Kolam ini letaknya di pelosok gunung yang dikenal sebagai gunung yang mempunyai puncak abadi para dewa, Gunung Semeru, Lumajang. Adanya kola mini tidak sengaja dibangun sama warga sekitar maupun para pendaki yang dengan niat mereka punya fantasi mandi-mandi di tengah gunung sampai mereka bela-belain bawa batako, semen, pasir dan lain-lain untuk bangun kolam ini, tapi kolam ini sengaja dibuat dari Tuhan Yang Maha Esa untuk para pendaki mau traveler yang hanya sekedar melepas kepenatan maupun menimati sensasi tidur di bawah lapisan kabut yang tipis.

Sekali lagi jangan membayangkan ini kolam beneran yah yang punya prosotan, pancuran air, maupun bebek-bebekan di tengah kolam. Tapi kolam ini lebih dahsyat, lebih menggelegar, lebih cetar membahana. Kenapa lebih cetar membahana? Karena di kolam ini disajikan air dalam volume yang besar yang terhampar di tengah pegunungan dengan lapisan kabut tipis diatasnya, udara sejuk bagi siapapun manusia yang berasa disana akan berdecak kagum keheranan akan kolam buatan Tuhan Yang Maha Esa ini dimana di pinggiran kolam ini ditata dengan rapi pohon-pohon cemara yang cantik nan menjulang tinggi.

View dari sisi lain
Ya, Danau Ranu Kumbolo. Itulah nama sebenarnya kolam yang berada di gunung para dewa ini. Nama ini sudah tidak asing lagi di dunia para pendaki maupun traveler karena pesona keindahannya yang magis dan menghipnotis para manusia yang melihat danau ini. Bayangkan aja apa yang bisa kita lakukan di tempat ini selama minimal 1 malam saja? Kita bisa menikmati lukisan alam dari sang pencipta sambil menikmati secangkir kopi sembari bersenda gurau dengan kerabat, atau ada yang suka memancing?jangan kuatir karena di danau ini pun tersedia ikan yang cukup melimpah yang bisa kita jadikan sebagai santapan makan malam kita ditemani pantulan sinar bulan yang menunjukkan cantiknya di air danau yang tenang ini.
Trek menuju lokasi

“Jauh ya akses ke dalam nya?” Ga jauh kok kira-kira 4-5 jam trekking tapi habis itu terbayarkan semua cucuran keringat kita. Tapi males ni pikul barang-barang kita dsana? Ga usah takut bagi kalian yang misalnya tidak punya fisik yang kuat karena di pintu gerbang masuk Gunung Semeru disediakan porter yang bisa membantu kalian membawa barang-barang bawaan kalian biar jalannya lebih enteng gitu, tinggal modal dengkul sama betis aja,enak kan? Dah gitu porter tadi bisa membantu kalian untuk membangun tenda, maupun menyiapkan api unggun untuk kalian jika kalian punya budget yang cukup dan ga mau repot nantinya.

Cuma ada 1 pesan untuk kalian yang berniat mengunjungi tempat ini. Jangan mengotori tempat ini generasi-generasi kita selanjutnya tetap bisa menikmati asrinya tempat ini sampai waktu kadaluarsa bumi ini berputar telah habis. Dan pastinya jangan lupa sampah-sampahnya dibawa turun ya biar kolam di puncak abadi para dewa ini tidak tercemar.